Berbeda Tapi Tetap Bersaudara
Muharib bin Ditsar, seorang ulama ๐ดโ๐๐ข๐ ๐ ๐ข๐๐๐โ, sementara temannya Imran bin Hiththan seorang ๐พโ๐๐ค๐๐๐๐. Keduanya adalah sahabat dekat, ketika haji berangkat bersama-sama, dan tak pernah saling mencela.
Abdurrahman bin Abi Laila adalah seorang '๐ด๐๐๐ค๐, ia berpandangan bahwa Ali lebih berhak jadi Khalifah ketimbang Utsman bin Affan. Sebaliknya, Abdullah bin ‘Ukaim adalah seorang '๐๐ก๐ ๐๐๐๐, ia menganggap Utsman bin ‘Affan lebih berhak sebagai Khalifah dibanding Ali bin Abi Thalib. Namun Abdurrahman dan Abdullah adalah sahabat karib dan tak pernah saling mencela. Bahkan, ketika ibunda Abdurrahman meninggal dunia, Abdullah bin ‘Ukaim memimpin sholat jenazahnya.
Begitupun Thalhah bin Musharrif dan Zubaid al-Iyami. Thalhah seorang '๐๐ก๐ ๐๐๐๐, sedang Zubaid seorang '๐ด๐๐๐ค๐. Keduanya juga sering berbeda pendapat, menurut Thalhah, air perasan anggur itu haram diminum, sementara Zubaid berpendapat halal. Namun keduanya adalah sahabat setia dan tak pernah saling mencela, keduanya sholat di masjid yang sama, bahkan menjelang wafat, Thalhah sempat berwasiat untuk Zubaid. Dalam kitabnya al-Kรขmil, Ibn ‘Uday mencatat: Tidak ada dua orang yang lebih akrab dan saling mencintai di kota Kufah melebihi akrabnya Thalhah dan Zubaid.
Hal serupa juga terjadi pada Abdullah bin Idris al-'Audi yang merupakan seorang '๐๐ก๐ ๐๐๐๐, sedangkan ‘Abtsar bin Qasim seorang '๐ด๐๐๐ค๐. Abdullah mengharamkan air perasan anggur, sedangkan ‘Abtsar menganggapnya halal dan meminumnya. Namun keduanya tetap saling bersahabat layaknya saudara kandung. Bahkan ketika ‘Abtsar meninggal dunia, Idris membayarkan seluruh hutangnya.
Dรขwรปd bin Abi Hind adalah seorang Imam ๐ดโ๐๐ข๐ ๐ ๐ข๐๐๐โ, sedangkan sahabatnya yang bernama Musa bin Sayyar adalah seorang ulama ๐๐๐๐๐๐๐ฆ๐ฆ๐โ. Dalam kurun 50 tahun keduanya bersahabat, namun tidak pernah saling mencela.
Sulaiman al-Taimi juga seorang Imam ๐ดโ๐๐ข๐ ๐ ๐ข๐๐๐โ, sedangkan sahabatnya al-Fadhl al-Ruqasyi seorang Imam ๐๐ข’๐ก๐๐ง๐๐๐โ. Namun Sulaiman dan al-Fadhl adalah sahabat karib sampai mati. Kedekatan keduanya tak tersekat, bahkan Sulaiman pun menikahi putri al-Fadhl.
Inilah salaf.
***
Dikutip dari tulisan Syaikh Syarif Hatim bin 'Airf al-'Auni.
Bagaimana Komentarmu?