Mental Terung
Suatu ketika, Gubernur Al-Shihabi berkata kepada seorang pelayannya:
"Hari ini, saya ingin sekali makan terong..."
"Ah, benar sekali tuan... terong memang makanan yang lezat... gurih seperti daging... mau digoreng, dibakar, direbus, terung tetap sedaaap... Memang terung makanan yang diberkati Tuhan..". Timpal sang pelayan penuh semangat.
"Tapi...".
"Tapi apa, Tuan?".
"Seminggu lalu saya makan terung, tapi setelah itu tiba-tiba perut saya jadi sakit...". Ujar sang gubernur.
"Ah, benar sekali tuan... terung memang makanan nggak mutu! Sudahlah lembek, bikin sakit perut pula... banyak yang bilang begitu, Tuan... Oh, terlaknat sungguh si buah terung...". kata si pelayan.
Sang gubernur merasa heran,
"Hei! kamu ini bagaimana? Barusan kamu memuji-muji terung, tapi sekarang kamu kutuk maki?!". tanya Gubernur.
"Tuan, saya ini kan pelayan Gubernur, bukan pelayan terung!".
"Hari ini, saya ingin sekali makan terong..."
"Ah, benar sekali tuan... terong memang makanan yang lezat... gurih seperti daging... mau digoreng, dibakar, direbus, terung tetap sedaaap... Memang terung makanan yang diberkati Tuhan..". Timpal sang pelayan penuh semangat.
"Tapi...".
"Tapi apa, Tuan?".
"Seminggu lalu saya makan terung, tapi setelah itu tiba-tiba perut saya jadi sakit...". Ujar sang gubernur.
"Ah, benar sekali tuan... terung memang makanan nggak mutu! Sudahlah lembek, bikin sakit perut pula... banyak yang bilang begitu, Tuan... Oh, terlaknat sungguh si buah terung...". kata si pelayan.
Sang gubernur merasa heran,
"Hei! kamu ini bagaimana? Barusan kamu memuji-muji terung, tapi sekarang kamu kutuk maki?!". tanya Gubernur.
"Tuan, saya ini kan pelayan Gubernur, bukan pelayan terung!".
Bagaimana Komentarmu?