Menyambangi Taman Bekas Lokasi Saqifah Bani Sa'idah
Di sebelah barat laut Masjid Nabawi di kota Madinah al-Munawwarah, tak jauh dari pintu gerbang 13, 14 dan 15, terdapat sebuah taman kecil berpagar besi. Taman itu lebih sering ditutup, tapi sesekali dibuka dan terlihat beberapa orang beristirahat atau bermain-main di sana.
Tak jauh dari taman ini, terdapat sebuah pasar yang dipenuhi pedagang kain dan oleh-oleh khas haji. Agak jauh dari situ, berdiri beberapa hotel tempat penginapan para penziarah atau jama'ah umrah, seperti hotel Shafiya Ilyas, Hotel Ilyas Silver, Hotel Sunrise dan lain-lain. Sebagian gedung yang sedang dibangun pun berdiri di sana.
Tak ada yang menarik memang dari taman ini. Di situ hanya ada beberapa pohon besar dan hamparan rumput serta beberapa tanaman bunga yang menunggu musim semi untuk merekahkan kembangnya. Selain itu, terdapat juga beberapa bangku permanen untuk tempat beristirahat.
Tapi bagi pecinta situs-situs bersejarah, taman ini punya nilai historis yang amat tinggi. Syahdan, taman inilah yang dulunya dinamakan oleh penduduk Madinah sebagai 'Saqifah Bani Sa'idah'. Dalam tarikh Islam disebutkan, bahwa di tempat inilah Abu Bakar radhiyallahu'anhu dibai'at oleh kaum muslimin sebagai Khalifah pertama sepeninggal Rasulullah Saw. Pembai'atan ini menjadi tonggak sejarah lahirnya pemerintahan khilafah sekaligus menyelamatkan ummat yang hampir saja terjerumus dalam perpecahan.
Saqifah [سقيقة] sendiri berarti 'tempat yang teduh atau beratap atau teduh', barangkali sepadan dengan istilah balai-balai dalam tradisi di Melayu walau tidak persis sama, sebab balai-balai umumnya berupa bangunan berpanggung, berbeda dengan saqifah yang hanya berupa tanah lapang yang diberi atap.
Dalam tradisi Arab tempo dulu, saqifah dimanfaatkan oleh orang-orang (umumnya dari satu suku) sebagai tempat berkumpul, bersantai, berbincang-bincang atau memusyawarahkan sesuatu.
Di kota Madinah tempo dulu, terdapat banyak saqifah yang umumnya dimiliki oleh masing-masing puak atau suku, dan salah satu yang terkenal adalah saqifah milik Bani Sa'idah ini. Bani Sa'idah sendiri merupakan salah satu puak dari suku Khazraj, ada banyak sahabat Rasulullah Saw yang berasal dari puak ini, di antarnaya adalah Sa'ad bin Mu'adz radhiyallah'anhu.
Hmmm... saya jadi bertanya-tanya, apakah di Madinah dulunya juga terdapat sistem ulayat, di mana sebidang tanah dimiliki bersama-sama oleh sekolompok orang atau suku? Barangkali iya. Dalam tata ruang kota tempo dulu, saqifah Bani Sa'idah dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk dari puak Bani Sa'idah, demikan juga saqifah milik puak lainnya yang juga dikelilingi oleh perumahan pendduk dari puak pemilik saqifah tersebut.
Seiring zaman, saqifah milik Bani Sa'idah ini mengalami perubahan dan perkembangan. Berkurun lamanya di saqifah ini berdiri bangunan yang digunakan untuk berbagai keperluan, hingga akhirnya sekarang berubah menjadi taman.
Dibanding situs historis lain di Madinah -seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Khandaq dll- tempat ini memang kurang populer dan cenderung tidak diminati para penziarah atau jama'ah umrah. Namun sesekali, terlihat juga jama'ah-jama'ah dari Turki menyambangi tempat ini dengan seorang tour-guide yang menerangkan sejarahnya lalu mereka berdoa di sana.
Tak jauh dari taman ini, terdapat sebuah pasar yang dipenuhi pedagang kain dan oleh-oleh khas haji. Agak jauh dari situ, berdiri beberapa hotel tempat penginapan para penziarah atau jama'ah umrah, seperti hotel Shafiya Ilyas, Hotel Ilyas Silver, Hotel Sunrise dan lain-lain. Sebagian gedung yang sedang dibangun pun berdiri di sana.
Taman, bekas Saqifah Bani Sa'idah |
Tapi bagi pecinta situs-situs bersejarah, taman ini punya nilai historis yang amat tinggi. Syahdan, taman inilah yang dulunya dinamakan oleh penduduk Madinah sebagai 'Saqifah Bani Sa'idah'. Dalam tarikh Islam disebutkan, bahwa di tempat inilah Abu Bakar radhiyallahu'anhu dibai'at oleh kaum muslimin sebagai Khalifah pertama sepeninggal Rasulullah Saw. Pembai'atan ini menjadi tonggak sejarah lahirnya pemerintahan khilafah sekaligus menyelamatkan ummat yang hampir saja terjerumus dalam perpecahan.
Pintu gerbang 13 Masjid Nabawi, menuju Saqifah Bani Sa'idah |
Dalam tradisi Arab tempo dulu, saqifah dimanfaatkan oleh orang-orang (umumnya dari satu suku) sebagai tempat berkumpul, bersantai, berbincang-bincang atau memusyawarahkan sesuatu.
Di kota Madinah tempo dulu, terdapat banyak saqifah yang umumnya dimiliki oleh masing-masing puak atau suku, dan salah satu yang terkenal adalah saqifah milik Bani Sa'idah ini. Bani Sa'idah sendiri merupakan salah satu puak dari suku Khazraj, ada banyak sahabat Rasulullah Saw yang berasal dari puak ini, di antarnaya adalah Sa'ad bin Mu'adz radhiyallah'anhu.
Hmmm... saya jadi bertanya-tanya, apakah di Madinah dulunya juga terdapat sistem ulayat, di mana sebidang tanah dimiliki bersama-sama oleh sekolompok orang atau suku? Barangkali iya. Dalam tata ruang kota tempo dulu, saqifah Bani Sa'idah dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk dari puak Bani Sa'idah, demikan juga saqifah milik puak lainnya yang juga dikelilingi oleh perumahan pendduk dari puak pemilik saqifah tersebut.
Hotel-hotel di sekeliling Masjid Nabawi yang terlihat dari Saqifah Bani Sa'idah |
Dibanding situs historis lain di Madinah -seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Khandaq dll- tempat ini memang kurang populer dan cenderung tidak diminati para penziarah atau jama'ah umrah. Namun sesekali, terlihat juga jama'ah-jama'ah dari Turki menyambangi tempat ini dengan seorang tour-guide yang menerangkan sejarahnya lalu mereka berdoa di sana.
Bagaimana Komentarmu?