Ikan-ikan di Pasar Pekan Heran, Indragiri Hulu (Bagian II)
Lihat lagi, ikan-ikan yang banyak dijual di Pasar Pekan Heran, Indragiri Hului (Bagian I).
Seperti di Kampar, ikan motan juga banyak dijual di Indragiri. Ikan ini masih sebangsa dengan ikan pantau dan cepras (kapareh), namun memiliki sisik yang lebih halus dan berwarna perak berkilauan. Rasa dagingnya sangat manis dan lembut.
Dibanding cepras dan pantau, harganya relatif lebih mahal, tapi bila sudah musim, harganya pun bisa turun drastis. Ikan ini bisa dimasak dengan cara digoreng hingga garing dan bisa dimakan layaknya kerupuk.
Ini dia salah satu ikan paling populer di Riau, ikan selais (silai). Ikan ini menjadi simbol Riau, sebuah tugu permanen dibangun di Pekanbaru, tugu ikan selais, menandakan popularitas sang ikan.
Umumnya, ikan selais yang terkenal didatangkan dari wilayah muara Kampar, seperti Langgam, Pulau Muda dan sekitarnya. Di pasar, ikan selais banyak dijual dalam bentuk kering yang sudah diasap (salai / smoked fish), dan harganya selangit, rata-rata 200 ribu per kg. Karena itu, jarang menemukan ikan ini dijual dalam keadaan basah atau hidup.
Di Pasar Pekan Heran, ikan ini banyak dijual dalam keadaan basah bila sudah musim. Harganya pun terjangkau, hanya sekitar Rp. 15-30 ribu per kg. Saya pernah bertanya kepada pedagang di sini, mengapa tidak disalai saja seperti di Langgam agar nilai ekonomisnya lebih mahal? Mereka hanya menjawab: kami tidak punya pengalaman di bidang itu!
Ikan selais sekilas mirip dengan ikan Tapah, tapi warnanya lebih putih (transparan) dan lebih ramping. Umumnya, ikan selais dijual dalam ukuran kecil dan sedang, tapi saya pernah menemukan ikan selais ukuran besar yang dijual di Pekan Heran, dan ternyata daging ikan ini sangat rapuh dan mudah terurai.
Ikan ini tidak perlu disiang (tidak perlu dibersihkan isi perutnya) sebelum dimasak. Sebab, hampir tidak ada kotoran di dalam perut ikan ini. Ukuran peutnya sangat kcil dan isinya hanya berupa kantung putih yang berisi ususnya.
Di kota, ikan selais menjadi hidangan kaum berduit. Hanya restoran-restoran tertentu yang menyediakan hidangan ikan selais. Ikan ini biasa dimasak gulai camput pucuk ubi, atau digoreng garing seperti kerupuk.
Ikan sengkat, sebangsa dengan ikan sepat. Bedanya, ikan ini berukuran agak besar seperti Sepat Siam, dan memiliki tekstur daging yang lebih tebal.
Ikan ini dijual massif di Pekan Heran, hampir setiap waktu selalu ada. Di batang-batang air kecil yang mengalir, di rawa sekitar rumah, di bandar parit perkebunan kelapa sawit, ikan ini mudah ditemui. Bila hujan lebat melanda kampung, air sungai dan rawa naik, amat mudah mendapatkan ikan ini dengan tangguk.
Ikan sengkau dijual dalam keadaan basah, hidup maupun kering. Untuk ukuran besar, harganya cukup mahal, mencapai Rp. 40 ribu per kg. Seingat saya, masyarakat di sini lebih menyukai ikan ini dibanding nila (mujair). Sedangkan yang berukuran kecil biasa dikeringkan seperti ikan asin.
Selanjutnya: Ikan-ikan di Pasar Pekan Heran Bagian III
Ikan motan |
Dibanding cepras dan pantau, harganya relatif lebih mahal, tapi bila sudah musim, harganya pun bisa turun drastis. Ikan ini bisa dimasak dengan cara digoreng hingga garing dan bisa dimakan layaknya kerupuk.
ikan selais basah |
Umumnya, ikan selais yang terkenal didatangkan dari wilayah muara Kampar, seperti Langgam, Pulau Muda dan sekitarnya. Di pasar, ikan selais banyak dijual dalam bentuk kering yang sudah diasap (salai / smoked fish), dan harganya selangit, rata-rata 200 ribu per kg. Karena itu, jarang menemukan ikan ini dijual dalam keadaan basah atau hidup.
Di Pasar Pekan Heran, ikan ini banyak dijual dalam keadaan basah bila sudah musim. Harganya pun terjangkau, hanya sekitar Rp. 15-30 ribu per kg. Saya pernah bertanya kepada pedagang di sini, mengapa tidak disalai saja seperti di Langgam agar nilai ekonomisnya lebih mahal? Mereka hanya menjawab: kami tidak punya pengalaman di bidang itu!
Ikan selais sekilas mirip dengan ikan Tapah, tapi warnanya lebih putih (transparan) dan lebih ramping. Umumnya, ikan selais dijual dalam ukuran kecil dan sedang, tapi saya pernah menemukan ikan selais ukuran besar yang dijual di Pekan Heran, dan ternyata daging ikan ini sangat rapuh dan mudah terurai.
Ikan ini tidak perlu disiang (tidak perlu dibersihkan isi perutnya) sebelum dimasak. Sebab, hampir tidak ada kotoran di dalam perut ikan ini. Ukuran peutnya sangat kcil dan isinya hanya berupa kantung putih yang berisi ususnya.
Di kota, ikan selais menjadi hidangan kaum berduit. Hanya restoran-restoran tertentu yang menyediakan hidangan ikan selais. Ikan ini biasa dimasak gulai camput pucuk ubi, atau digoreng garing seperti kerupuk.
ikan sengkat |
Ikan ini dijual massif di Pekan Heran, hampir setiap waktu selalu ada. Di batang-batang air kecil yang mengalir, di rawa sekitar rumah, di bandar parit perkebunan kelapa sawit, ikan ini mudah ditemui. Bila hujan lebat melanda kampung, air sungai dan rawa naik, amat mudah mendapatkan ikan ini dengan tangguk.
Ikan sengkau dijual dalam keadaan basah, hidup maupun kering. Untuk ukuran besar, harganya cukup mahal, mencapai Rp. 40 ribu per kg. Seingat saya, masyarakat di sini lebih menyukai ikan ini dibanding nila (mujair). Sedangkan yang berukuran kecil biasa dikeringkan seperti ikan asin.
Selanjutnya: Ikan-ikan di Pasar Pekan Heran Bagian III
Bagaimana Komentarmu?