Ikan-ikan di Pasar Pekan Heran, Indragiri Hulu (Bagian III)
Baik, cerita pasal ikan disambung lagi :). [ Baca kembali: Ikan-ikan di Pasar Pekan Heran Bagian I - Bagian II]
Ini dia ikan Tilan. Ikan ini termasuk ikan tak bersisik dan memiliki mulut kecil dan lonjong seperti mulut julung-julung. Ikan ini biasa hidup di lubuk dan menyukai air dalam.
Di kampung saya ada legenda: kabarnya ikan ini tercipta dari daub bambu yang jatuh ke sungai, lalu berubah menjadi ikan tilan.
Tekstur daging ikan ini sama seperti ikan lele, dan cocok dimasak asam pedas.
Ini dia salah satu ikan yang ditakuti di sungai, ikan toman. Ikan ini masih sebangsa ikan harwan dan pelumpung, ikan berkepala ular (snakehead fish), bedanya: ikan toman bisa tumbuh hingga berukuran raksasa dan menjadi ganas. Konon, bila ukurannya sudah besar, ia akan memangsa apa saja termasuk manusia.
Ikan ini juga terkenal kanibal, sama seperi bangsa ikan gabus lainnya. Ia tak segan-segan memakan rekan dan anaknya sendiri ketika tidak menemukan makanan lain. Karena itu, di kampung saya ada istilah 'induk toman', sebutan bagi orangtua yang kepada anaknya.
Tapi tunggu dulu, lupa sisi mengerikan dari ikan ini, mari bercerita soal kelezatan dagingnya saja. Toman sangat sarat daging dengan tekstur yang empuk dan berwarna lebih putih dibanding harwan. Dagingnya sanga cocok dibuat satai (nugget ikan) ataupun empek-empek. Kalau dimasak asam pedas juga oke! hehe.. jadi lapar...
Belut itu ikan apa ular? Ya ikan lah... Memang banyak ikan yang serupa ular, di antaranya ikan tali-tali dan belut. Ikan tali-tali hidup di pasir di sungai besar. Semasa kecil, saya sering menemukan ikan tali-tali di tepian Kampar, tapi sangat susah ditangkap.
Sedangkan belut lebih senang hidup di lumpur dan rawa. Karena begitu banyak rawa dn Indragiri, maka belut pun sangat mudah ditemui di daerah ini.
Belut rawa atau sungai memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari belut sawah. Karena berukuran kecil, belut sawah biasa dikeringkan (disalai). Sedangkan belut rawa dan sungai berukuran besar dan berdaging tebal dan sangat manis.
Pedagang belut di Pekan Heran sudah ahli menyiang ikan ini, hanya dengan satu sayatan cutter di perut, kotoran belut langsung diangkat. Setelah itu, dagingnya yang tebal ditokok kuat-kuat hingga pipih.
Sebagian orang enggan makan belut, barangkali karena bentuknya yang seperti ular, atau karena darahnya yang mirip darah manusia.
ikan tilan |
Di kampung saya ada legenda: kabarnya ikan ini tercipta dari daub bambu yang jatuh ke sungai, lalu berubah menjadi ikan tilan.
Tekstur daging ikan ini sama seperti ikan lele, dan cocok dimasak asam pedas.
ikan toman |
Ikan ini juga terkenal kanibal, sama seperi bangsa ikan gabus lainnya. Ia tak segan-segan memakan rekan dan anaknya sendiri ketika tidak menemukan makanan lain. Karena itu, di kampung saya ada istilah 'induk toman', sebutan bagi orangtua yang kepada anaknya.
Tapi tunggu dulu, lupa sisi mengerikan dari ikan ini, mari bercerita soal kelezatan dagingnya saja. Toman sangat sarat daging dengan tekstur yang empuk dan berwarna lebih putih dibanding harwan. Dagingnya sanga cocok dibuat satai (nugget ikan) ataupun empek-empek. Kalau dimasak asam pedas juga oke! hehe.. jadi lapar...
belut, banyak dijual di pasar Pekan Heran |
Sedangkan belut lebih senang hidup di lumpur dan rawa. Karena begitu banyak rawa dn Indragiri, maka belut pun sangat mudah ditemui di daerah ini.
Belut rawa atau sungai memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari belut sawah. Karena berukuran kecil, belut sawah biasa dikeringkan (disalai). Sedangkan belut rawa dan sungai berukuran besar dan berdaging tebal dan sangat manis.
Pedagang belut di Pekan Heran sudah ahli menyiang ikan ini, hanya dengan satu sayatan cutter di perut, kotoran belut langsung diangkat. Setelah itu, dagingnya yang tebal ditokok kuat-kuat hingga pipih.
Sebagian orang enggan makan belut, barangkali karena bentuknya yang seperti ular, atau karena darahnya yang mirip darah manusia.
Bagaimana Komentarmu?