Bagi yang sering berpergian melewati jalan lintas lintas timur Sumatera (jalinsum) dari Pekanbaru ke Medan, barangkali sudah tidak asing lagi dengan kemacetan sepanjang jalur Minas hingga ke Duri.
Ada banyak sebab kemacetan di sini: kecelakaan lalu lintas, truk pengankut kayu (logging) yang terbalik, dan yang paling klasik adalah perbaikan jalan (
Alhamdulillah, sudah 70 tahun merdeka, di Sumatera ada jalan lintas, walau kalkulator tak sanggup menghitung jumlah lubang yang menganga di tengahnya... :D).
|
pembangunan jalan beton jalan lintas sumatera di wilayah Minas, Riau |
Jadi, jika anda akan melewati jalur ini, bersiaplah mendermakan waktu anda lebih kurang 2 atau 3 jam untuk kemacetan. Di sini tidak berlaku pepatah 'waktu adalah uang'. Jika anda seorang pakar
budget, waktu 2 jam harus anda anggarkan sebagai 'waktu tak terduga'.
Dan sayangnya, cara menikmati kemacetan di jalur ini belum ditemukan! Yah, minimal oleh saya sendiri. Tidak ada air terjun yang bisa dlihat, tidak ada
rest area untuk melepas pegal di punggung. Di sini anda hanya bisa melihat pipa-pipa yang mengalirkan minyak bumi, di tambah hamparan perkebunan kelapa sawit sejauh mata memandang.
Yah, lumayanlah untuk sekedar mengingatkan kalau negeri ini memang kaya, walau tak sebanding dengan bentuk jalan rayanya.
Bagi sebagian orang, kemacetan adalah ladang rizki. Misalnya bagi penjual makanan yang sudah
standby sejak pagi menjajakan dagangan mereka ke pengguna jalan. Alhamdulillah,
|
pedagang makanan mengais rezeki di tengah kemacetan |
|
kalau beruntung, anda bisa melewati kemacetan kurang dari 2 jam |
|
butuh nyali tersendiri jika terjebak macet bersama pengangkut kayu ini. |
Bagaimana Komentarmu?