Setelah perjalanan lebih kurang 8 jam dari Kisaran, akhirnya sampai di perbatasan Aceh - Sumatera Utara pada pukul 5 sore.
Walau cuaca agak gelap, tapi mata kamera HP masih bisa menangkap gambar suasana dengan cukup jelas.
Sebuah tembok batas berdiri kokoh menandakan anda memasuki Tanah Rencong, tempat syariat Islam didaulat hormat.
Di atas tembok terpampang gapura yang sudah tampak usang, memisahkan Langkat dan Aceh Tamiang. Pada tembok tertulis pula ukiran "
Watas Atjeh - Sumatera Utara" dengan bahasa lama,
"
batas" menjadi "
watas", cukup klasik!
Jadi teringat sesuatu: beberapa kosa kata dalam dialek bahasa Melayu memang sering mengganti huruf "b" dengan huruf "w" atau sebaliknya, dan popularitasnya berbeda sesuai daerah. Misalnya saja "
bayang" menjadi "
wayang", "bulan" menjadi "
wulan", "bicara" menjadi "
wicara", "baja" menjawa "
waja", dan lain sebagainya.
'Ala kulli hal, ini momen pertama saya ke Aceh, mobil plat BL yang saya tumpangi sudah aman!
Alhamdulillah.
|
watas sumatera utara atjeh
|
|
watas atjeh sumatera utara
|
|
gapura perbatasan aceh sumatera utara
|
|
gapura perbatasan dari sisi sebaliknya,
|
|
sebuah pos polisi dan dinas kesehatan |
Bagaimana Komentarmu?